Kamis, 16 Agustus 2012

Manusia Gorong-Gorong di Jakarta


Ketika gorong-gorong menjadi tempatku berlindung dari panas dan hujan. Gorong-gorong menjadi tempatku beristirahat dari letihnya raga setelah bekerja. Gorong-gorong menjadi 'benteng' dalam berjuang hidup di Jakarta.




Namaku Abdul Malik, 28 tahun, pekerjaanku adalah pembersih sampah di kali
di kawasan Rasuna Said, Jakarta.



Gorong-gorong alias saluran air yang tidak terpakai menjadi 'rumah' bagiku. Upah yang kecil
membuatku memilih tinggal di sini. Gratis, nyaman, sehingga gajiku bisa dikirim ke istri & anak.




Hanya ada lembaran koran bekas atau spanduk bekas untuk alas tidur. Sapu kecil 
dan beberapa baju bersih yang ada di 'istana' ini.



Ini lah teras/halaman tempat bersantai setelah bekerja, jangan bayangkan wangi bunga 
karna menyengat bau kali yang bisa dihirup dari kali di depan gorong-gorong.



Pekerjaan sampinganku memulung botol bekas air mineral. Lumayan nambah upahku yang Rp1,2 juta per bulan.
Biasanya dikirim setengahnya untuk istri dan anak yang tinggal di Bogor, Jawa Barat



Slalu berdoa smoga anakku, Al Husna, bisa tinggal di rumah yang layak ketika ia dewasa. 
Ia tak perlu tahu kalau ayahnya tinggal di sini, di dalam gorong-gorong.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar